Mohon Berikan Tanggapan, saran maupun kritik pada postingan saya

Senin, 16 Januari 2012

JOKOWI "THE REAL LEADER"




Biografi
Ir. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 50 tahun), lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-2015. Wakil walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo. Ia dicalonkan oleh PDI-P.
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".

Walikota Solo Tak Pernah Ambil Gaji
Urusan gaji pejabat tinggi belakangan ini kian ramai dibicarakan. Pemicunya, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal gajinya yang sudah tujuh tahun tidak juga naik. Tapi tidak semua pejabat negara mempermasalahkan gaji. Walikota Solo Joko Widodo, misalnya.
Walikota yang tengah menjalani masa jabatan dua periode ini ternyata belum pernah sekali pun mengambil gajinya. Bahkan, mobil dinas walikota yang saat ini dipakainya juga merupakan ‘warisan’ pejabat walikota sebelumnya, Slamet Suryanto.
Jokowi panggilan akrab walikota Solo ini menuturkan, Sabtu 28 Januari 2011 hingga hari ini belum pernah melihat ataupun menerima amplop gaji bayarannya sebagai walikota. Kalau teken saya memang teken tapi tidak pernah lihat amplopnya. Ambil gimana, wong lihat amplopnya saja tidak pernah, kata dia.
Ketika ditanya kenapa tidak mengambil gajinya, dengan rendah hati ia tidak mau menjawabnya. Nggak, nggak, saya tidak mau menjawabnya karena terlalu riskan. Yang penting saya tidak pernah ambil gaji. Kalau tidak percaya, tanya saja kepada sekretaris atau ajudan saya, tegas dia.
Soal mobil dinas, dia juga enggan menggantinya dengan yang baru. Mobil dinas Toyota Camry keluaran tahun 2002 ini merupakan peninggalan mobil dinas walikota Solo sebelumnya, Slamet Suryanto. Mobil asal bisa dinaikin, tidak perlu mobil baru, ujar Jokowi.
Selain itu, dia mengaku memang tidak suka gonta-ganti mobil. Seperti halnya mobil pribadinya yang sudah 14 tahun tidak diganti. Saya bukan sok, tapi saya memang orang nggak punyai birahi terhadap mobil baru. Jenis mobil dinasnya keluaran tahun berapa, saya juga tidak tahu. Silakan tanya Pak Suli saja (sopir walikota). Pokoknya saya naik dan selamat saja, tutur dia.

Jokowi, menata kota dengan konsep Eropa
Di banyak daerah, keberadaan pasar tradisional semakin terpinggirkan oleh keberadaan mal dan swalayan yang lebih modern. Namun Walikota Solo Joko Widodo malah lebih menyukai pasar tradisional. Tak heran di masa kepemimpinannya, dia giat menghidupkan pasar tradisional.
"Selama 40 tahun saya di Solo tidak banyak penambahan pasar. Makanya dalam beberapa tahun ini kami ada pembaruan dan penambahan pasar," kata Joko yang meraih penghargaan Bung Hatta Anticorruption Award (BHAA) 2010.
Hal itu disampaikan pria yang akrab disapa Jokowi ini sebelum pemberian BHAA di Gedung Graha Niaga, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (28/10/2010).
Menurutnya, pasar-pasar swalayan asing yang marak di Indonesia tidak mampu menolong pedagang kecil. Baginya investor itu tidak selalu berasal dari asing dan tidak melulu menanamkan investasi dalam jumlah besar.
Selama hampir dua periode memimpin Kota Solo, dia telah menata sekitar 8.817 pedagang kaki lima (PKL). Menata PKL memang bukan pekerjaan gampang. Pertemuan demi pertemuan digelar untuk meyakinkan pedagang bahwa pendapatan mereka tidak akan terganggu saat direlokasi ke beberapa pasar. Setelah 54 kali menggelar makan siang dan makan malam dengan para pedagang itu, akhirnya usaha dia tidak sia-sia.
Para pedagang itu diberikan kios gratis dengan retribusi Rp 3.000 per hari. Untuk mendapatkan kredit bank, para pedagang itu diberikan surat izin usaha perdagangan dan tanda daftar perusahaan secara cuma-cuma.
"PKL itu tidak perlu disingkirkan. Mereka harus diberi space, jangan digusur-gusur sehingga mereka kehilangan tempat, tapi diberi space," ucap jebolan Fakultas Kehutanan UGM ini.
Dia berbagi tips bagaimana bisa mengelola PKL dengan baik. Dialog adalah kunci utama. Tapi tidak hanya itu, diperlukan pula pemaparan konsep yang jelas terkait lokasi baru dan maupun keuntungan di masa mendatang.
PKL yang dikelola dalam pasar tradisional semula menyumbang Rp 7,8 miliar. Namun kemudian kontribusinya meningkat menjadi Rp 19,2 miliar. Sedangkan kontribusi hotel Rp 7 miliar, terminal Rp 2,8 miliar, iklan sekitar Rp 4 miliar, dan parkir sekitar Rp 1,8 miliar.
"Jangan cuma mal, mereka (PKL) juga perlu space. Saya pro investasi kecil," kata Jokowi.
Jokowi dan jajaran Pemkot Yogya yang dipimpim Walikota Herry Zudianto terpilih sebagai penerima BHAA 2010 karena dianggap bersih dari praktik suap dan menyuap. Walikota Solo Joko Widodo juga mendapatkan penghargaan serupa. Mereka dinilai secara aktif melakukan pembersihan di lingkungannya. Selain itu mereka dinilai terbukti menunjukkan kepemimpinan dalam reformasi birokrasi dan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
BHAA kali ini diharapkan menjadi ujung tombak dalam pemberantasan korupsi dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi daerah lainnya. Sehingga di daerah lainnya pun mampu menempatkan orang yang tepat di posisi kunci.


 
Lahir
Kebangsaan
Partai politik
Almamater
Pekerjaan
Agama
Profil Facebook
Akun twitter




source : wikipedia, vivanews




  • Saya baru tahu tentang beliau ini namun saya sudah langsung jatuh hati. Bukan karena mengidolakannya layaknya seorang artis yang dipuja karena ketampanan dan bakatnya namun karena beliau merupakan sosok pemimpin yang harus diteladani oleh pemimpin-pemimpin lainnya. Di saat pemimpin lain berusaha memperkaya dirinya sendiri dan sedikit sekali memikirkan rakyat, pemimpin yang satu ini malah gencar-gencarnya memperhatikan rakyatnya (SALUT!)
  • Pak Joko Widodo yang akrab dipanggil "JOKOWI" ini tengah melambung namanya bukan disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum yang dilakukannya melainkan karena jasanya yang telah membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk mendukung terciptanya mobil nasional. Hal ini dilakukannya bukan karena ingin menarik simpati masyarakat karena seperti yang kita ketahui bahwa beliau ini selalu mendukung para PKL dan pedagang-pedagang kecil untuk melanjutkan usahanya tanpa harus digusur apalagi sampai dibawakan satpol PP. Ditambah lagi dengan kesederhanaannya dan keramahannya pada masyarakat, membuatku sangat mengagumi beliau. Hebat, kan!!   

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Selamat Datang Jgn Lupa Comment Terimakasih Kunjungannya
Widget by: Facebook