I. O. U
# Hai, teman-teman! Sudah lama
saya tidak memposting nih! Kali ini, saya akan memposting cerpen yg sebenarnya
sudah lama saya buat tapi baru sempat mempublishnya. Maaf kalau cerpennya ga
jelas ato rada2 lebay karena saya masih pemula dan sekali lagi, semoga kalian
menyukainya!! J J J
Sore itu, Zashi panggilan akrabnya
sedang kebingungan mencari pinjaman uang untuk membantu tantenya yang sedang
terlilit hutang. Ia menyusuri sepanjang jalan sekitar kantor tempatnya bekerja
untuk meminta bantuan pada setiap orang yang ditemuinya namun ia malah dibentak
bahkan diusir karena ia disangka pengemis. Karena tak kunjung mendapatkan apapun, ia
lantas putus asa tapi dengan segera ia bangkit kembali dan memutuskan untuk
meminjam uang pada manager tempatnya bekerja. Selama
pembicaraan Zashi dan managernya berlangsung,
secara kebetulan wakil direktur dari perusahaan itu lewat. Dialah Carlos Sandi
Pratama yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan sekaligus pewaris
dari ElegantCy (nama perusahaan tersebut). Seketika, manager dan Zashi pun
segera memberi hormat pada Carlos. Carlos pun bertanya apa yang sebenarnya
terjadi. Namun, manager mengatakan bahwa masalah ini hanyalah masalah kecil dan
seorang seperti Carlos tak perlu terlalu memperhatikannya. Carlos segera
mendekati manager dan sekali lagi bertanya apa yang terjadi dengan suara yang
lebih besar.
Dengan terkejutnya, manager
berkata, “gadis ini meminta pinjaman pada perusahaan,
padahal dia tahu bahwa prosedur perusahaan tidak memperbolehkan pegawai baru
untuk meminjam uang. Tapi ia tetap bersikeras”.
Sambil tersenyum pada Zashi, Carlos berkata
“maaf nona, kami tak dapat membantu anda karena ini sudah prosedur”.
Wajah Zashi nampak sedih dan kecewa, tapi ia
tak dapat berbuat apa-apa. Ia pun berlalu pergi meninggalkan mereka dengan
tatapan kosong. Hal ini membuat manager marah karena Zashi tak memberi hormat
sebelum ia pergi dan ia berjanji akan segera memecatnya. Carlos yang melihat
raut kekecewaan di wajah Zashi, kemudian bertanya “maaf, kalau boleh saya tahu,
sebenarnya nona ada masalah apa sehingga membutuhkan pinjaman itu?”. Perkataan
Carlos itu membuat orang-orang yang berada di situ terkejut begitupun dengan
Zashi yang langsung menghentikan langkahnya. Zashi lalu berbalik dan menatap
Carlos penuh tanya.
Di ruang khusus,
Carlos dan Zashi pun memulai pembicaraan, “apa
yang ingin Tuan bicarakan dengan saya?”, tanya Zashi.
“Aku akan
membantumu”, jawab Carlos.
Dengan wajah polos, Zashi kemudian bertanya
kembali, “apa maksud Tuan sebenarnya? Aku benar-benar tidak mengerti”.
Tanpa basa-basi, Carlos berkata “aku akan
membantu melunasi semua hutang-hutangmu. Tapi…”. Belum sempat Carlos
menyelesaikan kata-katanya, Zashi langsung tersenyum gembira mendengar
perkataan Carlos dan tanpa berfikir, ia pun berjanji akan melakukan apapun
untuk membalas kebaikan Carlos.
Carlos pun nampak lega mendengarnya dan ia
berkata, “kau harus membantuku dengan berpura-pura menjadi kekasihku di depan
orang tuaku”.
“Apa??”, Zashi
terkejut dan ia langsung berdiri
“Aku tidak menyangka Tuan akan berkata seperti
ini. Aku tidak mau melakukannya hanya demi uang”
“Aku tidak mau membohongi orang lain. Aku tidak mau
menjadi penipu”.
“Aku tidak bermaksud begitu, tapi aku
benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. Ibuku terus-terusan mendesak untuk
menjodohkanku”, Carlos mencoba menjelaskan dan tanpa sengaja memegang tangan Zashi.
“Tidak, tidak. Apapun yang anda katakan, aku
tidak akan melakukannya. Maaf, saya harus segera pergi”, ungkap Zashi dengan ekspresi
wajah yang masih marah.
Carlos hanya berdiri terdiam. Sementara Zashi
masih terus mencoba untuk mencari pinjaman, namun hingga larut Zashi tidak
mendapatkan apa-apa. Zashi pun mencoba untuk pulang ke rumah terlebih dahulu
untuk mengecek keadaan tantenya. Sesampainya di rumah, Zashi melihat tantenya
bicara dengan para penagih hutang. Ia juga menyaksikan seluruh barang di lempar
keluar. Penagih utang itu berkata akan kembali lagi dan jika tantenya masih
belum juga dapat membayarnya, maka mereka akan di usir dari rumah itu. Setelah
para penagih hutang itu pergi, Zashi mendekati tantenya dan berkata, ”setahuku,
bukankah hutang tante tidak terlalu banyak? Kenapa mereka begitu ngotot kalau
tante harus membayarnya segera?”. Tantenya hanya diam seperti ada sesuatu yang
ia sembunyikan dari Zashi.
Keesokan harinya, Zashi kembali berusaha
mencari pinjaman uang namun sekali lagi ia harus pulang dengan tangan kosong.
Sesampainya di rumah, betapa terkejutnya ia melihat kehadiran Carlos. Ia
bertanya, ”apa yang Tuan lakukan di sini? Dan darimana
Tuan tahu alamat saya? Tante, apa yang sebenarnya terjadi?”. Namun tak seorangpun
yang menjawabnya. Tantenya segera menghampirinya dan mengatakan bahwa Carlos
telah membayar semua hutang-hutangnya. Karena shock mendengar hal itu, tanpa
bisa berkata apa-apa, Zashi kemudian berjalan lunglai ke gerbang rumahnya
sehingga ia hampir saja terjatuh.
“Sebenarnya, berapa hutang tante pada
mereka?”, ungkapnya pelan. Sepertinya, Zashi mulai curiga dengan jumlah hutang
tantenya.
“Maafkan tante, Zashi.. maafkan tante!”,
jawabnya.
“Kalau begitu semuanya sudah jelas. Tante
selama ini sudah membohongiku, kan! Tante jahat..”, ucap
Zashi pada tantenya dengan nada sedikit kasar. Ia kemudian berlari pergi dari
rumah dan meninggalkan tantenya yang merasa sangat bersalah pada Zashi.
Zashi kemudian jatuh dan ia pun mulai
menangis. Carlos menghampirinya dan meminta maaf pada Zashi atas apa yang
dilakukannya. Ia berkata bahwa ia hanya ingin membantunya dan tidak seharusnya
Zashi berkata seperti itu pada tantenya.
Seperti tak menggubris perkataan Carlos, Zashi
pun bertanya, ”apa yang harus aku lakukan untukmu?”.
“Apa?”, tanya Carlos heran.
“Apa yang harus kulakukan untuk membayar
hutang tanteku padamu? Karena sekarang akulah yang berhutang padamu, jadi apa
yang harus ku perbuat?”, lanjut Zashi
“baiklah jika Tuan masih belum mau memberitahuku. Besok
aku akan pergi ke kantor dan menemui Tuan. Sekarang aku harus pulang”.
Berakhirlah percakapan mereka berdua pada malam itu.
Akan tetapi, Zashi berfikir bahwa sebaiknya ia
pergi dari rumah sebab ia tak ingin membebani tantenya lagi. Ia sadar bahwa
karena merawatnyalah, tantenya sampai harus berhutang. Maka dari itu, saat
tengah malam dan tantenya tertidur, ia mengepak barang-barangnya dan
meninggalkan sepucuk surat beserta sejumlah uang miliknya untuk tantenya. Ia
pun segera meninggalkan rumah tantenya dan pada malam itu juga, ia segera
mencari kontrakan. Tak perlu waktu lama, ia langsung mendapatkan kontrakan dari
seorang ibu yang baik hati bernama Bu Rina yang ternyata telah kenal lama
dengan Zashi.
(FLASHBACK) Mereka saling
kenal ketika Bu Rina berbelanja di pasar dan tiba-tiba kecopetan, Zashilah yang
membantunya menangkap pencopet itu.
Zashi pun segera masuk ke kamarnya tanpa
menjelaskan terlebih dahulu tentang kejadian yang dialaminya sebab ia sangat
lelah. Zashi berjanji akan menberitahukannya pada Bu Rina.
★☆★
Esoknya, Zashi benar-benar membuktikan
ucapannya. Ia pergi ke kantor Carlos saat makan siang dan mereka pun bertemu. Mereka
pun memulai perbincangan yang dimulai oleh Carlos.
“Aku sama sekali tidak ada niat
membantu tantemu karena maksud lain. Aku tulus ingin membantu”.
“Aku tahu, maka dari itu aku ingin membantumu
juga sebab aku percaya pada Tuan”, jawab Zashi. Namun nampaknya Zashi masih
sedikit sedih dengan kejadian semalam. Ia berbicara tanpa memandang ke arah
Carlos
“jadi aku mohon cepatlah beri tahu apa yang
harus aku lakukan. Tuan bilang, aku harus berpura-pura jadi kekasih Tuan,
benarkan?”, lanjutnya.
“Ya!”,
jawabnya singkat. Karena melihat kesungguhan Zashi untuk membantunya,
Carlos pun menyanggupinya juga. Mereka pun mulai membicarakan mengenai sandiwara
yang akan mereka jalani di depan kedua orang tua Carlos. Zashi adalah orang
yang tak mau sama sekali punya hutang pada orang lain.
Zashi pun akhirnya kembali ke kontrakannya.
Tanpa sengaja, ia bertabrakan dengan Adit anak dari Bu Rina. Ia segera meminta
maaf sambil membungkukkan badannya dan lansung masuk ke kamarnya. Adit lalu
menoleh ke arah kamar Zashi seraya memikirkan sesuatu namun ia juga langsung
masuk ke kamarnya. Malam itu, Bu Rina masuk ke kamar Zashi dan menanyakan soal
kejadian semalam.
“Apa yang kau lakukan tengah malam tadi. Apa kau lari
dari rumah atau bagaimana??”
Zashi pun menjawab, “saya tidak lari dari rumah melainkan
saya ingin membuat orang yang saya sayangi tidak terbebani karena saya, bu!”.
Bu Rina
mengerti dan menghentikan pertanyaannya pada Zashi dan membiarkannya istirahat.
Saat keluar dari kamar Zashi, Bu Rina melihat Adit sedang duduk termenung di
depan kamarnya seperti ada sesuatu yang ia fikirkan. Bu Rina pun mendekatinya
dan mengatakan bahwa Adit harus bersikap baik pada Zashi karena dia gadis yang
baik. Adit hanya mengangguk dan kembali termenung.
Saat Zashi
akan pergi bekerja, Adit tiba-tiba menghampirinya dan menawarkannya tumpangan
ke tempat kerja.
“Kau
mau ke tempat kerja, kan? Ayo, aku akan mengantarmu!”.
Zashi pun berkata, “tidak, tidak usah kak! Aku bisa naik
kendaraan umum, kok!! Terima kasih”.
“Ikutlah,
kau tidak perlu sungkan. Anggap saja aku ini kakakmu, ok!”, Adit menarik tangan
Zashi dan menyuruhnya naik ke motor, lalu mereka pun berangkat.
Di kantor, Zashi
menjalankan pekerjaannya dengan baik. Ia adalah pekerja yang sangat rajin dan
gesit itulah sebabnya banyak orang yang terkesan padanya salah satunya ialah
Carlos. Saat jam makan siang, Zashi mendapat telepon dari Carlos, Carlos
mengatakan bahwa hari ini ibunya ingin bertemu dengan kekasihnya.
Zashi
kaget, “apa? Kenapa secepat ini?”.
Carlos berkata, “jika kau tak siap melakukannya, sebaiknya
jangan!”.
Zashi tak menanggapinya, ia segera berkata bahwa ia
akan segera ke tempat ibu Carlos begitu Carlos menghubunginya. Di telepon,
Carlos pun hanya terdiam.
Sorenya,
sekali lagi Zashi benar-benar memenuhi janjinya. Ia datang ke rumah Carlos.
Awalnya, ia ragu untuk masuk namun ia berfikir sudah terlambat untuk menyesal
dan mundur. Saat Ny. Pratama membukakan pintu, ia benar-benar takut jikalau ibu
Carlos akan tahu kebohongannya. Akan tetapi, semua berjalan lancar. Zashi
bahkan nampak telah akrab dengan ayah dan ibu Carlos. Kemudian, Carlos mengirim
sms untuk menyuruh Zashi untuk cepat pulang karena ia takut ibunya bisa curiga
dan ia pun tak mau bersama Zashi bertemu dengan ibunya. Zashi pun mengiyakan
lewat sms. Setelah itu, Zashi segera pamit pada kedua orang tua Carlos namun
mereka menyuruhnya untuk tinggal sebentar.
Beberapa
saat kemudian, Carlos pun pulang ke rumah. Ia kaget sewaktu melihat Zashi masih
ada di rumahnya. Tanpa sepatah katapun, Carlos langsung menarik tangan Zashi
dan menyuruhnya untuk segera pergi. Kedua orang tuanya yang melihat perlakuan
anaknya itu heran karena Carlos bersikap kasar pada kekasihnya sendiri. Mereka
pun memarahi Carlos namun Zashi dengan cepat meninggalkan rumah Carlos dengan
ekspresi yang sangat tak bisa digambarkan. Carlos yang pulang ke rumah ditemani
seorang wanita yang sepertinya adalah sekretarisnya segera masuk ke kamarnya.
Orang tua Carlos marah pada wanita itu tapi sekretaris itu berkata bahwa ia
hanya mengantarkan Carlos yang mabuk untuk pulang. Namun Ny. Pratama tak mau
dengar alasan apapun dan menyuruhnya pergi.
Di dalam
kamarnya, Carlos sedang memikirkan Zashi. Ia menyesali perbuatan kasarnya pada
wanita itu.
“Harusnya aku tak melakukannya, niatku hanya
ingin melindunginya”. Ia pun mulai mengingat masa lalu. Sejak awal ia sudah
memperhatikan Zashi. Mulai dari caranya bekerja, biodata lengkapnya bahkan
asal-usul keluarganya pun Carlos telah mengetahuinya. Terungkaplah semua bahwa
Carlos telah lama tertarik pada Zashi.
Sesampainya di rumah, Zashi merasa terpukul
atas sikap Carlos. Untung saja Adit segera datang dan menghiburnya. Zashi lalu
berkata dalam hati bahwa ia sangat bersyukur memiliki keluarga baru seperti Bu Rina
dan Adit. Mereka sudah seperti ibu dan kakak kandung baginya.
Keesokan harinya saat di tempat kerja, Carlos
nampak murung. Ia juga tak memperhatikan persentase dari karyawannya, ia pun
memutuskan untuk menunda rapat sebab perhatiannya sama sekali tidak terfokus
pada pekerjaan. Carlos bergegas keluar dari ruang rapat dan selang beberapa
saat, salah seorang karyawan berkata, “ini tak biasanya tuan Carlos seperti
itu. Biasanya pekerjaan adalah yang nomor 1 apapun yang terjadi. Fikirannya
seperti berada di suatu tempat”.
Carlos pergi menemui Zashi di tempat
receptionis, ia tak memperdulikan yang difikirkan orang tentangnya. Ia menyuruh
Zashi berbicara sebentar di luar. Zashi pun hanya bisa menuruti saja sebab ia
tak ingin orang-orang tambah membicarakannya lebih jauh jika ia menolak.
“Kamu tidak perlu melanjutkannya lagi”, ungkap
Carlos memulai pembicaraan.
Zashi yang mengerti maksud dari perkataan
Carlos itu kemudian berkata, “aku dan anda tidak bisa hanya sampai disini karena
aku sudah melakukannya hingga ku sanggup sampai pada titik ini”.
Tanpa berkata-kata, Carlos hanya menatap Zashi
dengan pandangan hampa. Zashi pun berlalu meninggalkan Carlos yang masih
berdiri mematung di tempatnya.
Di lain tempat, Ny. Pratama sedang memikirkan
cara untuk mempertemukan Carlos dan Zashi. Ia bertekad untuk memperbaiki
hubungan keduanya setelah yang terjadi semalam. Ia pun segera menghubungi Zashi
dan menyuruhnya untuk menemuinya di taman dekat kantor Carlos. Zashi yang dengan
berat hati, akhirnya menyetujuinya.
Sesampainya Zashi di taman, ia terkejut
melihat banyak bunga-bunga bertaburan di sepanjang jalan di taman dan ia tak
menemukan seorangpun disana. Selang beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara.
“Bu, maaf aku terlambat!”, ternyata suara itu adalah
Carlos.
Terang
saja Zashi pun langsung berdiri dari tempat duduknya. Carlos juga langsung menghentikan
langkahnya melihat wanita di depannya adalah Zashi bukan ibunya. Mereka pun
duduk di tempat yang telah disiapkan Ny. Pratama. Karena canggung, mereka pun
duduk berjarak. Tanpa ada yang menyadari, Ny. Pratama mengintip mereka dari
balik pohon cemara.
Waktu satu
jam telah berlalu, namun Zashi dan Carlos tetap saja tak saling bicara. Hal ini
membuat Ny. Pratama geram dan memutuskan untuk bertindak. Akan tetapi,
langkahnya terhenti sebab Carlos tanpa diduga mengatakan sesuatu.
“Zashi..., mari kita mulai semuanya dari awal!”, ungkap
Carlos.
Ny.
Pratama sangat senang mendengarnya dan ia ingin mendengar kelanjutan kalimat
yang akan dikatakan anaknya namun ia harus segera meninggalkan tempat itu sebab
ada seorang klien yang menunggunya.
Carlos pun melanjutkan
kata-katanya, “aku, ingin kau benar-benar menjadi kekasihku dan bukan sekedar
pura-pura”. Mendengar hal itu, Zashi nampak gugup dan tak mampu berkata
apa-apa.
Sebelum pergi, Carlos menegaskan
bahwa ia tidak main-main dengan perkataannya tadi dan ia akan memberi waktu
bagi Zashi untuk memikirkan yang harus dilakukannya. Dalam hati, Zashi berkata:
Entah perasaan apa ini
Mengapa kata-katanya tadi membuat hatiku
senang
Mengapa aku tidak bisa langsung berkata tidak
Di taman dekat kantor, Carlos sedang
memandangi bunga-bunga di hadapannya sembari terus menatap HP di tangannya. Ia
menunggu telpon dari Zashi namun bukan telpon dari Zashi yang didapatnya
melainkan Zashi tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Carlos tersenyum lebar dan
sesegera mungkin menyuruh Zashi duduk di sampingnya namun Zashi malah tidak
merespon dan hanya menatap Carlos. Carlos kemudian berdiri dan bertanya,
“kenapa??”.
Tiba-tiba saja kata-kata meluncur dari mulut
Zashi yang membuat Carlos terperangah, “aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Dari
awal, semua ini hanya sandiwara dan.. dann....”.
Carlos memotong pembicaraan Zashi, “aku tahu,
aku benar-benar mengerti perasaanmu. Tapi, aku yakin perasaanmu sama denganku.
Itulah sebabnya aku berani mengutarakannya..”.
“Sejak dulu, aku menunggu hatiku akan bergetar
karena seseorang dan akhirnya aku merasakannya. Tapi, semuanya berawal dari
hutang!”, jawab Zashi dengan nada bergetar menahan tangis.
Carlos menanyakan maksud ucapan Zashi. “aku
berhutang padamu. Aku takut.. aku takut setelah hutangku selesai, hatiku akan
bergetar lebih hebat dan tak bisa mengakhirinya”, ucap Zashi lirih. Melihat
tatapan mata Caros yang masih tak dapat mencerna maksudnya, Zashi pun
melanjutkan “sebelum aku lebih mencintaimu, ku harap kita hentikan sampai disini”.
Zashi bergegas akan pergi sambil tetap terus
menahan tangisnya namun saat berbalik, tangannya ditarik oleh Carlos. Carlos
memeluknya erat dengan mata berkaca-kaca. Zashi yang sedari tadi menahan
tangisnya, akhirnya tangisnya pun tumpah dipelukan Carlos.
Beberapa hari kemudian, Zashi mendatangi rumah
Carlos. Zashi sengaja datang di hari itu sebab Carlos sedang keluar kota dan di
rumahnya hanya ada Ny. Pratama dan pembantunya. Ny. Pratama menyambut
kedatangan Zashi dengan wajah berseri, “tante senang kau datang kemari, sebab
Carlos sedang tak ada di rumah dan tante kesepian”.
Tanpa basa-basi, Zashi pun menerangkan maksud
kedatangannya, “terima kasih atas kebaikan tante padaku selama ini. Maaf karena
semua ini adalah kebohongan. Aku hanyalah anak yatim piatu, aku menumpang di
rumah orang lain dan aku hanya seorang receptionis”.
Mendengar hal itu, Ny. Pratama terkejut dan
langsung terduduk di sofa dengan raut wajah yang sulit diartikan. Zashi
melanjutkan kata-katanya, “tolong, jangan salahkan tuan Carlos sebab semua ini
karena saya ingin membayar hutang-hutang saya padanya sehingga saya harus
berbohong. Sekali lagi saya mohon maaf telah menyakiti perasaan nyonya”. Zashi
pun segera meninggalkan tempat itu tanpa menunggu pernyataan ataupun reaksi Ny.
Pratama padanya.
Esoknya, Carlos yang telah kembali dari luar
kota segera menemui ibunya yang selalu menelponnya untuk membicarakan sesuatu.
“apa kabar, bu? Apa yang ibu ingin bicarakan denganku?”, Carlos membuka
percakapan.
“Besok, kau akan bertunangan!”, ungkap Ny.
Pratama singkat.
“Tapi bu, aku harus membicarakannya dulu
dengan Zashi”, kata Carlos sedikit gugup.
Dengan pandangan tajam, Ny. Pratama
melanjutkan, “bukan, bukan dengan Zashi tapi dengan calon yang sudah ibu
persiapkan untukmu sejak dulu”.
“Tapi, tapi bu. Ibu pernah bilang kalau aku
bisa menemukan seseorang yang ku cintai, ibu tidak akan menjodohkanku”, tanya
Carlos dengan nada yang sedikit tinggi.
“Ya, tapi bukan dengan gadis seperti itu!”,
jawab Ny. Pratama singkat. Ny. Pratama yang tak ingin memulai perdebatan yang
lebih panjang dengan anaknya, langsung pergi meninggalkan Carlos yang masih tak
habis fikir dengan keputusan ibunya. Ny. Pratama juga tak mau menjelaskan
alasan ia menjodohkan anaknya kembali.
Di kamarnya, Carlos tampak masih bingung
dengan pembicaraan tadi namun tak berapa lama ia seperti telah menemukan
jawabannya dan bergegas pergi dari rumahnya lalu dengan menggunakan mobil
mewahnya, ia hendak ke suatu tempat.
Zashi yang baru saja pulang dari tempat
kerjanya, langsung ditarik oleh seseorang ke suatu tempat yang tak jauh dari
rumahnya. Ternyata, orang itu adalah Carlos.
“kenapa, kenapa kau mengatakan yang sebenarnya
pada ibuku?”, tanya Carlos pelan.
Zashi mengerti dan menjawab, “aku tak bisa
melanjutkannya. Ini terlalu sulit untukku dan..”. Carlos memotong ucapan Zashi
lalu berkata, “tapi, kau seharusnya memberitahuku terlebih dahulu”.
“Aku tak ingin menyakiti perasaan seorang ibu
karena aku tak memiliki ibu. Bukankah kau pernah menyuruhku menghentikannya?
Lantas kenapa sekarang kau seperti ini?”, tegas Zashi.
“meskipun aku memberitahumu terlebih dulu,
hasilnya tetaplah sama. Iya, kan?”.
“Tapi atas apa yang kau lakukan itu, aku akan
dijodohkan dan aku akan kehilangan.. kehilangan orang yang kucintai”, ungkap
Carlos dengan nada bergetar.
“Maaf, aku hanya.. benar-benar maaf”, jawab
Zashi singkat.
Kemudian Carlos bertanya, “benarkah kau ingin
kita hanya sampai disini saja? Benarkah kau tak ingin bersama denganku??”.
Zashi hanya mengangguk pelan.
Melihat reaksi Zashi, Carlos berkata,
“baiklah, akhiri sampai disini saja. Ku harap kau takkan pernah berbalik lagi
karena menyesali keputusanmu itu!!”. Carlos berbalik dan pergi.
Dalam hati Zashi berkata :
Seperti sebuah mimpi
Kau datang dan memberiku satu hadiah terindah
Hatiku yang bergetar tuk pertama kali
Belum pernah aku merasakan kehangatan seperti
ini
Kau membawaku ke dalam musim semi yang hangat
Melepasmu adalah keputusan terbaik
Sebab semua ini hanyalah hutang
Ya, aku berhutang padamu dan kelak aku benar-benar
akan melunasinya